Arsitektur ini rupanya belum dapat membuat telinga kita mendenging karena masih asing sekali. Kita masih disibukkan arsitektur Object Oriented yang belum bisa-bisa mengimplementasikannya.
Arsitektur ini memang anak SI banget coz di dalamnya melibatkan proses bisnis yang sangat kental. SOA mengatur software bisnis, mengambil bentuk yang modular, dan dapat diakses untuk kebutuhan pertukaran informasi oleh departemen lain yang berkepentingan.
Misalnya begini
, seorang nasabah bank membuka account baru dengan mengisi formulir dan kemudian disimpan di database oleh pihak bank. Namun pada saat nasabah itu ingin melakukan pinjaman/kredit, membuka deposito berjangka atau menggunakan produk lain bank tersebut, biasanya “disuruh” mengisi formulir lagi (Capeee' Deh)
. Padahal bank tersebut sudah mempunyai datanya secara lengkap hal ini akan membuat proses menjadi lama dan tidak efisien. Dengan adanya SOA memudahkan data-data yang sudah ada, dipakai oleh sebuah aplikasi dari produk baru.
SOA mempunyai 3 lapisan yaitu;
Lapisan paling bawah, resource yang menyediakan data yang diperlukan (database, directory, atau legacy application).
Lapisan tengah adalah lapisan layanan yang didefinisikan oleh berbagai fungsi.
Lapisan terakhir, yang ada di atasnya, adalah aplikasi.
Lapisan teratas dan kedua berkomunikasi dengan berbasis web service. Maka, apa pun platformnya, aplikasi-aplikasi tersebut dapat tetap saling terhubung.
Jadi pengguna tak lagi mesti login ke berbagai sistem. Informasi dapat terlihat dalam satu aplikasi tunggal, yang ditampilkan dalam satu layar, hanya dengan sekali login.
Seandainya di Kampus tercinta kita mengimplementasikannya mungkin kita hanya memakai KTM saja untuk mengakses semua fasilitas di kampus. Nggak pake slip pembayaran jadul lagi. Tapi arsitektur ini memang memakan biaya yang besar.
Hmm kayaknya bagus juga nih buat skripsi besok